Soliloqui
Gambar dinding dalam anganmakin tegak dan tidak bergoyang
Seorang baya sedang berdiri
menjadi ilusi wajah kejam-
orang bermuka muram
Gambar dinding mulai bercerita
tentang seorang baya dan wajah-
orang bermuka muram
Tak satu pun dapat diurai
Dua dalam satu
Satu-satu tetap dua
Meski satu itu satu
tidak dapatlah satu hanya satu
Gambar dinding terus bercerita
Dua tetap satu
Seorang baya tetap dalam wajah muram
Wajah muram itu satu
Seorang baya itu pun satu
Wajah muram dengan seorang baya itu juga satu
Maka yang dua itu satu
dan « satu tetap satu »
kata gambar dinding dalam angan
Jembatan Serong, Jakarta Pusat
09 Agustus 2006
airdara
09 Agustus 2006
airdara
0 Response to "Soliloqui"
Posting Komentar