Zaman Kita

Zaman Kita

Roda kehidupan berputar pelan
Angkaangka dalam kalender berjatuhan
Tertegun manusia meratapi nasib

Ekonomi menyeruak menjadi sentral pembicaraan
Petani berkisah tentang sawahsawah mereka
Pedagang berjuang mencari peruntungannya
Pegawai negeri sipil mengeluh pada gajinya
Mahasiswa tepekur pada biaya sksnya
Semua bercerita suatu nada yang sama

Tandatanda zaman silih berganti muncul
diinterpretasi dan ditinggalkan
Tempattempat ziarah penuh sesak
Kolekte di Gereja dan zakat fitrah di Masjid
    gemerincing tiada henti
Persepuluhan direlakan demi peruntungan
Semua mencari tuhan yang beruang
Atau tuhan yang tahan akan kemiskinan

Ayatayat suci dikisahkan tiap hari
Kotbahkotbah diserukan tiap saat
Tak pelak, kehausan ekonomi makin mengering

Hati siapa diam di depan gentong kosong
    yang biasa terisi beras ?
tapi jangan aneh,
banyak hati yang sudah beku dan keras
[www.solarnews.ph]
Klender, Jakarta Timur
4 Januari 2006
airdara

0 Response to "Zaman Kita"

Poems • ReflectionsStoriesCrumbsContact
free hit counters