BONJOUR [2]
Syukurlah bahwa
mimpi-mimpi itu tertambat pada suatu daya yang memberiku damai.
Kedamaian yang selama ini sulit kutemukan dalam kamus masa laluku. Rasa yang
begitu asing bagiku, bahkan hanya tergulung
[commons.wikimedia.org] |
di bawah semak-semak hatiku yang
gersang. Tidak terjamah. Sulit kukenali. Tak pernah terindera, apalagi terasa
dalam nuansa perjalanan hidupku. Suatu masa yang berjalan pelan, merambah
relung-relung sukma yang mulai hangat, meniti jalan-jalan kecil berkelok dengan
lentera, memapahku sampai ke pelabuhan riang penuh suka. Bodohkah aku mengikuti
dian hati yang menghangatkan hatiku? [Aku tak butuh jawaban untuk pertanyaan
itu sekarang!]
[23 Juni 2008]
airdara
0 Response to "BONJOUR [2]"
Posting Komentar