Semoga (4)
Sengatan mentari memerah
bercampur kilau derasnya keringat
mengalir tak kenal lelah
memadu dalam deru kendara
raungan sirine ambulan lewat
menggandeng jengkel
berbalut amarah
dan mengurai caci maki
tak terperi
Peradaban telah menghutan
melupakan kisah kasih anak manusia
menafikan keluhuran tatakrama
serta membuang aneka norma
dan seolah terhenti di ambang neraka
Kerongkongan pun merindu air
Dahaga mengingini lega
Hati tertambat di jalanan
hampir hilang
telah khilaf
tak tau ke mana mengadu
Tapi kuncup harap masih tersisa
Malu-malu untuk melepas senyum
Bersembunyi di balik kelopak rasa aman
menahan
berbeban
tertekan
Mogamoga justru guru berguru
di sengat mentari
di peradaban menghutan
di kerongkongan merindu
di jalanan
dalam sisa kuncup harapan
Maka cinta kan menjelma
Semoga…
bercampur kilau derasnya keringat
mengalir tak kenal lelah
memadu dalam deru kendara
raungan sirine ambulan lewat
menggandeng jengkel
berbalut amarah
dan mengurai caci maki
tak terperi
Peradaban telah menghutan
melupakan kisah kasih anak manusia
menafikan keluhuran tatakrama
serta membuang aneka norma
dan seolah terhenti di ambang neraka
Kerongkongan pun merindu air
Dahaga mengingini lega
Hati tertambat di jalanan
hampir hilang
telah khilaf
tak tau ke mana mengadu
Tapi kuncup harap masih tersisa
Malu-malu untuk melepas senyum
Bersembunyi di balik kelopak rasa aman
menahan
berbeban
tertekan
Mogamoga justru guru berguru
di sengat mentari
di peradaban menghutan
di kerongkongan merindu
di jalanan
dalam sisa kuncup harapan
Maka cinta kan menjelma
Semoga…
[www.bubblews.com] |
Kebon Jeruk, Jakarta Barat
5 Mei 2014
airdara
5 Mei 2014
airdara
0 Response to "Semoga (4)"
Posting Komentar