Udara (7)
Tumpahkan bebanmu padaku
Pundakku kan memikulnya untukmu
Biar aku yang membawanya serta
Tidakkah kaupercaya
Kan kuangkat dengan senyum di depanmu?
Ingini saja yang ada di depanmu
Kan kuingini beban yang kautaruh itu
Jangan ingini beban itu
Beban itu sekarang milikku
Kumohon jangan sakiti lagi dirimu
Tahukah kau,
Aku akan makin mengerang
Jika kau larut dalam tangismu
Jika kau habiskan malammu dalam kelu
Tidakkah kau sudah memutuskan bahagiamu
Terbanglah dengan anganmu
Esok entah kapan
Ku kan buatkan rumah untuk beban itu
Biarlah dia singgah di rumahku
Dalam sumsum tulangku
Dan buat diriku bisa tersenyum
[meski aku gamang membayangkannya]
Pundakku kan memikulnya untukmu
Biar aku yang membawanya serta
Tidakkah kaupercaya
Kan kuangkat dengan senyum di depanmu?
Ingini saja yang ada di depanmu
Kan kuingini beban yang kautaruh itu
Jangan ingini beban itu
Beban itu sekarang milikku
Kumohon jangan sakiti lagi dirimu
Tahukah kau,
Aku akan makin mengerang
Jika kau larut dalam tangismu
Jika kau habiskan malammu dalam kelu
Tidakkah kau sudah memutuskan bahagiamu
Terbanglah dengan anganmu
Esok entah kapan
Ku kan buatkan rumah untuk beban itu
Biarlah dia singgah di rumahku
Dalam sumsum tulangku
Dan buat diriku bisa tersenyum
[meski aku gamang membayangkannya]
[windandwaterenergy.blogspot.com] |
Kebon Nanas, Jakarta Timur
06 Januari 2008
airdara
06 Januari 2008
airdara
0 Response to "Udara (7)"
Posting Komentar