Udara (4)

Udara (4)

Berlariklarik sajak kutulis untukmu
Beribu kata kuucapkan padamu
Berjuta salam kukirimkan bagimu
Satu kalimat pendek kaujawab
Hurufhuruf mati penuh makna
Berhamburan terbang ke palungan hati
Merasuki pikiran yang mulai goncang
Pelan menembus hiruk pikuk gagasan di kepala
Mengapa harus ada balasan?
Mengapa harus ada kata yang tersusun?
Mengapa harus ada hati yang mendua?
Tidak bisakah kauhentikan?

Pintaku padamu, buatlah hujan sore ini berhenti
Jangan kau suruh rintik itu turun basahi jendela hatimu
Teriakkan kebencian dalam gemuruh angin
Kirimkan umpatan kejimu
Bantu aku membencimu
Buat aku menjatuhkan hatiku padanya
Lepaskan aku supaya aku bisa terbang
Jangan kausangkari aku dalam dekapmu
Jika suatu saat hanya akan menjadi katakata
        Yang berhamburan penuh makna
        Tanpa alasan bisa berbaris teratur
        Menggelapkan
        Menyedihkan       
        Menyakitkan
Tidakkah kau mendengarkan seruan pintaku?
[windandwaterenergy.blogspot.com]
Kebon Nanas Selatan, Jakarta Timur
31 Agustus 2007
airdara

0 Response to "Udara (4)"

Poems • ReflectionsStoriesCrumbsContact
free hit counters