Dukabangsaku

Dukabangsaku

Orang berbondongbondong membawa bekal
mengungsi di negeri sendiri
Rintik gerimis bersatu membaur
    dengan tangis airmata ibuibu dan anakanak

Kejadian ini bukan tsunami,
bukan pula teror bom,
melainkan pembunuhan atas hak sipil

Anakanak Papua mulai kritis
    atas konsep praktis sebuah negara
Mereka mempertanyakan
    « apa itu penduduk ? »
    « mengapa mereka berbeda dari warga negara ? »
    « bagaimana orang dapat digusur ? »
    « mengapa tidak ada tempat tinggal layak bagi mereka ? »
        dan diteruskan sederet litani panjang
            tentang permasalahan di bumi pertiwi

Demokrasi tetaplah konsep utopis
Dia bukanlah demo rebutan kursi
bukan pula menindas orang mencari rejeki

Duka bangsaku masih terasa
Pedih bangsaku kapan sirna
Di mana tempat mengadu
    sementara pengaduan saling diadu
    dan kondisi pertiwi kian kelabu
[archemdis.com]
Klender, JakartaTimur
5 Januari 2006
airdara

0 Response to "Dukabangsaku"

Poems • ReflectionsStoriesCrumbsContact
free hit counters