Udara (2)

Udara (2)

« Akhiri », katamu ?

ungkap smua fana wujudmu
zalimi smua indra adaku
buka lembar baru dalam hidupku
mimpikan harap tanpa tahu nyatanya
lalu,
« akhiri », katamu !

telunjukmu menengadah
    lihatkan cakrawala keabadian
bibirmu berucap lirih senandung kerinduan malam
dongeng penyongsong lelap berhamburan
    terobral dalam sudutsudut hati dingin
aku tertidur lelap dalam dekapmu
dongengmu menjadi mimpiku
mimpiku menjadi harapku
harapku menjadi hidupku
hidupku menjadikan adanya dirimu
di sini
sekarang ini
    entah sampai kapan
tapi,
« akhiri », katamu !

pagi bangunkan diriku
raut mungil sapa mula hariku
kaki mengayun pasti
tapakkan harap dalam laku
jalan panjang
    tak pasti
    entah berkelok, entah lurus
    panjang atau pendek
smua terekam dalam ingat
memutar rodaroda laku tuk terus berjalan
memacu kaki tuk tetap berlari
merangsang hati tuk tidak rasai lelah
motivasikan diri tuk kuat terjang rintangrintang jalan
aku belum merasa lelah
aku baru mulai melangkah
sedang kugantung citaku di lentera hati
kupancang mimpiku dalam dirimu
tak lama berselang,
« akhiri », katamu !

baru saja kaudendangkan syair cinta untukku
belum juga kutahu makna lariknya
sedang kupikir mengapa mazmur itu yang kaupilih
tak tahu pasti ada apa smua ini berlalu padaku
kebingungan menyeruduk
angan disandera tuk nikmati indah syair cintamu
lagi dan lagi,
kau belum akhiri puisimu
tibatiba,
« akhiri », katamu !

« akhiri »
« akhiri »
« akhiri »
ucapmu kian lirih
makin menekan
dan tak tahu apa yang harus kubuat
supaya bahagiamu menjadi bahagiaku
[windandwaterenergy.blogspot.com]
Kebon Nanas Selatan, Jaktim
14 Agustus 2007
airdara

0 Response to "Udara (2)"

Poems • ReflectionsStoriesCrumbsContact
free hit counters