Udara (5)

Udara (5)

Malammalam panjang kupeluk
Soresore sunyi terekam sayu
Tepekur doa kujalani
Berlaksalaksa mazmur kukidungkan
Berharap mendapat satu pintu terbuka
Mendamba satu jendela terkuak

Mataku masih kabur
Sedang telingaku terngiang satu deret huruf
Kaukatakan cinta
Kaukatakan sayang
Kaubilang apa lagi?
Kaubumbui dengan apa hati ini?

Satu hasrat yang terpendam dalam hati ini
Mendengar ungkapan sayang
Merasakan belaian cinta
Rasai sejuk air mukamu
Ceria bersama dunia
Tertawa berteman kumpulan angsa
Di tepian danau hatimu yang tenang
Damai kudamba
Tapi dambaan kosong yang tak kunjung datang

Ungkapanmu terus mengalir tiada henti
Hadirmu datang dan pergi seperti angin
Yang mampir hinggap di tamantaman kotaku
Tapi, dimana eksistensimu?
[Kau mungkin ada , tapi bukan untukku]
[windandwaterenergy.blogspot.com]
Kebon Nanas Selatan, JakartaTimur
1 September 2007
airdara

0 Response to "Udara (5)"

Poems • ReflectionsStoriesCrumbsContact
free hit counters